Selasa, 28 Juli 2009

Sarah dan Ibrahim as. meragukan Allah

Perkawinan Sarah dengan Ibrahim as. sudah lama tetapi belum juga dikaruniai anak, agar dapat memperoleh keturunan, Sarah menyarankan kepada Ibrahim as. untuk mengawini St. Hajar.

Kehendak Sarah agar Ibrahim as. mengawini St. Hajar, supaya memperoleh keturunan adalah karena kurang sabar dan merasa kurang yakinnya Sarah dan Ibrahim as. menanti janji Allah bahwa Ibrahim as. dan Sarah akan mempunyai keturunan yang tidak akan dapat terhitung jumlahnya.

Ketidak sabaran mereka berdua, kelak akan menjadi sumber pertentangan umat manusia diseluruh dunia dan tidak akan terjadi perdamaian sampai akhir jaman.

Menurut tafsir Taurat hal ini disebabkan karena perebutan warisan Ibrahim as. antara keturunan Sarah dengan keturunan Siti Hajar atas bumi Palestina, kedua belah pihak masing-masing melebarkan pengaruh dalam rangka untuk memperoleh dukungan guna memperebutkan Palestina bumi warisan Ibrahim as.

Semula hubungan Sarah dengan St. Hajar harmonis, tetapi kemudian menjadi tidak harmonis lagi setelah St. Hajar mengandung.

St. Hajar merasa tidak kuat dengan perlakuan Sarah, maka ia melarikan diri meninggalkan Sarah dan Ibrahim a.s.

Seorang Malaikat mendatangi Siti Hajar didekat suatu mata air 1) dan berkata :

“ Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas dibawah kekuasaannya, keturunanmu akan menjadi sangat banyak sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya “

“ Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan dinamai Ismail, sebab Allah telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. “

“ Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu, tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan ditempat kediamannya ia akan menentang semua-saudaranya. “

Perkawinan St. Hajar dengan Ibrahim as. dikaruniai seorang anak laki-laki diberi nama Ismail dan ketika itu Ibrahim as. sudah berumur 86 th.

1) Mata air diberi nama : “Sumur Lahai-Roi “ letaknya diantara Kadesy dan Beret.

Hubungan Sarah dengan St. Hajar semakin hari menjadi semakin tidak harmonis, ketika Sarah melahirkan anaknya sendiri (Ishak), dikemudian hari diusirlah St. Hajar oleh Sarah lewat Ibrahim a.s.

Ibrahim a.s. mengantarkan kepergian St. Hajar dan Ismail, kemudian mereka berdua ditinggal kan ditengah padang pasir yang tandus 1) dan dibekali dengan makanan dan air minum, kare na petunjuk Allah.

1) Mekah al-Mukarromah. Dekat dengan Allah menampakkan diri pada Ibrahim as. tempat didirikan Masjidi’l Haram.

Sebelum meninggalkan mereka berdua, Ibrahim as. mohon kepada Allah :

“ Yaa, Allah jadikanlah negeri ini aman sejahtera dan jauhkanlah aku serta anak cucuku dari penyembahan berhala-berhala. (Q.S. 14 - 35)

Yaa, Allah sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak manusia dari jalan yg benar. Barang siapa yang mengikutiku da lam keimanan, maka ia termasuk golonganku. Sebaliknya siapa yang mendurhakaiku, maka Engkau Maha Pengampun dan Penyayang. (Q.S. 14 – 36)

Ya Allah, aku telah menempatkan sebagian anak-cucuku dilembah yang tak ada tanam-tanamannya, tidak jauh dari rumah Suci itu 1) Aku berbuat demikian, yaa Allah, demi un tuk memungkinkan mereka tetap mengerjakan Sholat, karena itu jadikanlah perhatian orang tertambat kepadanya, lalu berilah mereka rezeki dari buah-buahan, semoga mereka bersyukur. (Q. S. 14 – 37)

Yaa Allah, sesungguhnya Engkau Mengetahui akan keinginan yang tersembunyi dalam hati kami, maupun yang kami nyatakan dalam doa kami. Tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi-Mu ; baik yang ada di bumi, maupun yang ada di-langit. (Q. S. 14 – 38)

Setelah mereka berdua ditinggal oleh Ibrahim as. maka bekal makanan dan air minumnya habis, menangislah Ismail karena lapar dan dahaganya.

Allah melindungi St. Hajar dan Ismail, lalu mengutus Malaikatnya untuk membantu mereka berdua.

Malaikat utusan Allah berkata :
“ Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tampat ia berbaring. Bangunlah, angkatlah anak itu, bimbinglah dia, Ia akan menjadi bapak bangsa yang besar. “